Sasuke's Mangekyō Sharingan

Wednesday 21 May 2014

Permainan Tradisional Madura "Bhanteng"



Permainan tradisional telah banyak terbukti memiliki nilai-nilai edukatif. Nilai-nilai itu misalnya, keakraban, kemandirian, kerja keras, sportifitas, cara mengatur strategi, keseimbangan,?dll. Semua nilai tersebut amat membantu terhadap perkembangan karakter anak.
Salah satu permainan tradisional anak-anak Madura yang mengandung banyak nilai edukatif adalah bhanteng. Di dalam prakteknya, anak-anak diajarkan banyak hal yang bisa membangun karakter positif dalam diri mereka.
Bhanteng dimainkan oleh dua kelompok anak-anak yang masing-masing kelompok punya satu benteng. Benteng tersebut adalah pohon berbatang agak besar, sekiranya bisa dipegang oleh sejumlah anak. Jarak antara dua benteng tergantung kesepakatan pemain, yang penting masih bisa dijangkau.
Masing-masing kelompok harus mempertahankan bentengnya dari penyelundup yang kapan saja bisa merebutnya. Pohon tersebut tak boleh disentuh oleh musuh. Jika disentuh, maka ia menjadi milik musuh dan mereka dinyatakan kalah.
Para penyelundup di masing-masing kelompok juga?harus hati-hati. Sebab, bila mereka tertangkap, harus siap ditahan. Semakin banyak anggota ditahan, maka kian lemah pertahanan benteng tersebut. Hal itu bisa membuat musuh makin leluasa menguasainya.
Para tahanan bisa dibebaskan dengan cara dijemput secara hati-hati oleh temannya yang belum tertangkap. Para tahanan ditawan di tengah-tengah antara dua benteng. Mereka bisa bebas jika yang menjemput tidak kena tangkap juga. Jika kena tangkap, maka mereka juga harus siap ditahan.
Para penahan juga harus awas. Sebab, musuh bisa kapan saja membebaskan kawannya yang mereka tahan.
Ada banyak nilai edukatif dalam permainan bhanteng. Nilai-nilai itu:
Pertama, adalah kesolidan. Masing-masing kelompok harus solid untuk memastikan keamanan bentengnya. Jika tidak, musuh akan dengan mudah mengacak-acak benteng tersebut.
Kedua, permainan bhanteng juga mengajarkan anak-anak untuk berstrategi. Bagaimanapun, dalam merebut benteng lawan atau membebaskan kawannya yang ditahan, mereka butuh cara agar tidak juga tertangkap. Sebab, bilamana tertangkap sama artinya mereka bunuh diri.
Ketiga, keberanian. Mereka harus punya inisiatif mengambil langkah-langkah berani untuk mempertahankan bentengnya atau membebaskan kawannya yang ditahan.
Keempat, keakraban dengan alam. Medium pohon yang menjadi benteng membuat mereka kian akrab dengan alam. Terlebih lagi, mereka juga bermain di ruang terbuka, kadang belepotan tanah dan lumpur.
Demikianlah, permaian yang memiliki nilai-nilai edukatif itu mulai redup dari daftar permainan anak-anak di Madura. Di sebagian tempat mungkin masih ada yang mempraktekkannya, namun kian sedikit saja. Lambat laun ia mulai digantikan oleh game-game digital dari negeri seberang.

0 comments:

Post a Comment